SELAMAT DATANG DI MEDIA ONLINE KLASIS GPM PULAU-PULAU KEI KECIL DAN KOTA TUAL

Pengunjung saat ini

Jumat, 16 Agustus 2019

BUDAYA "SASI" PENJAGA POTENSI KEKAYAAN ALAM KEI

Warbal, Vo'vo Online
Upaya untuk menjaga dan melestarikan sumber hayati di darat maupun di laut, maka satu-satunya kearifan lokal masyarakat Kepulauan Kei dan Maluku umumnya adalah budaya "sasi". Larangan untuk mengambil hasil kekayaan alam telah diberlakukan oleh para leluhur dan masih dilestarikan sampai saat ini.  Sekalipun Larangan atau sasi itu dilakukan juga oleh daerah-daerah di Maluku namun ceritera tentang asal muasal pemberlakukan sasi berbeda.
Upaya menjaga hayati laut yang tereksploitasi secara berlebihan, maka dalam Persidangan Klasis Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual menjadi salah satu butir Rekomendasi Keputusan  bekerjasama dengan pemangku adat Ohoi Warbal Kecamatan Kei kecil Barat untuk melindungi habitat lola, teripang dan batu laga yang ada di laut Pulau Lima.
Ungkapan syukur patut dipersembahkan kepada Allah dalam Tuhan Yesus Kristus atas kasih sayang dan penyertaan  Tuhan Yesus Kristus, maka seiring dengan pelaksanaan Kegiatan TOT Advokasi Kebijakan Publik, maka tepatnya tanggal hari Jumat 16 Agustus dilaksanakan acara ritual pemasangan sasi laut. 
Disaksikan oleh seluruh Pelayan (Pendeta, Majelis,dan Vikaris) dari 16 Jemaat yang hadir, perangkat Ohoi(desa) prosesi ritualpun dilaksanakan. Persiapan dilakukan di rumah kepala Ohoi.
Ketua Klasis Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual, Pdt. F.J. Sahailatua, S.Th, tidak kesempatan hadir dalam kegiatan di warbal karena sementara melaksanakan tugas lainnya.
Dalam pelaksanaan banyak upacara adat dikenal dengan istilah atau semboyan yang masih tetap dilertarikan adalah "floor Nit, Sob Duad (Duang)" yang memiliki arti "Menghormati Leluhur Dan Menyembah Tuhan"  Dalam pemahaman yang demikian, maka sebelum keluar menuju lokasi pencanangan sasi di dahului dengan Doa, yang dipimpin oleh Sekretaris Klasis Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual, Pendeta Ny. I.K. Koljaan, S.Th.
Setelah dilakukan arak-arakan perlengkapan sasi (daun kelapa putih yang telah dianyam) ke tempat pencanangan, maka kembali dilakukan "Sob Duad" yang dilakukan oleh Pendeta Stev Ketiaru (Tuan Rumah) dalam bahasa Kei dan yang melakukan Tai Taroman oleh Ketua Adat Ohoi Warbal.
Sasi terdiri dari 3(tiga) buah yang masing masing pada bahagian tengah dipasang oleh Sekretaris Klasis sementara pada posisi kiri dan kanan masing masing dipasang oleh Pendeta Wellem Kaya, S.Th dan yang satunya adalah Kepala Ohoi Warbal.
Sasi yang demikian memiliki nilai kesakralan yang luar biasa dan oleh masyarakat kei atau jemaat dikenal dengan "Sasi Gereja"
Terkait dengan tenggang waktu pemberlakuan sasi ini sampai dengan berita ini diturunkan belum ada konfirmmasi dengan pihak ohoi.
Semoga dengan budaya kearifan lokal  "sasi", kekayaan hayati akan terlindungi dan dapat dilestarikan dari kepunahan


Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya. 
1Tawarikh 29 :12

ikol.fri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar